Monday, October 8, 2012

ARTIKEL PASAR UANG


Rupiah Fluktuatif, RI Perlu Komite Pendalaman Pasar Uang


Masih fluktuatifnya pergerakan rupiah disinyalir pasar keuangan di Indonesia masih belum maju dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Direktur Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Hendar menjelaskan, diperlukan suatu komite nasional pendalaman pasar uang agar pasar keuangan di Indonesia dapat berkembang dengan baik.

"Diperlukan suatu kebersamaan baik di otoritas pasar uang dan capital market agar ke depannya baik pasar keuangan atau capital market dapat berjalan dengan baik," ungkapnya, kala ditemui dalam Talkshow "Pendalaman Pasar Mata Uang Asing di Indonesia: Peluang dan Tantangan," di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Selasa (31/7/2012).

Hendar melanjutkan, ke depannya BI Indonesia akan lebih peduli dalam pengembangan pasar keuangan di Indonesia. Selain itu, dirinya menilai pasar valas di Indonesia juga masih sangat dangkal.

"Oleh karena itu pendalaman pasar uang ini diperlukan agar ke depannya dapat tercipta pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi stabil. Mudah-mudahan jika pasar uang bisa  dikembangkan, volatilitasnya rupiah ke depan dapat berkurang"



Pemerintah Optimistis Antisipasi Volatilitas Pasar Finansial

BY NURUL FITRIANI
JAKARTA (IFT) –  Pemerintah optimistis paket antisipasi krisis di pasar obligasi yang sudah disiapkan tahun ini, mampu mengantisipasi volatilitas pasar finansial akibat krisis ekonomi global. Pada 2013 pemerintah akan mengusulkan pasal-pasal antisipasi krisis dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Hal ini dikemukakan Agus Martowardojo, Menteri Keuangan, menanggapi peringatan Bank Pembangunan Asia (ADB) agar para pembuat kebijakan di kawasan Asia Timur termasuk Indonesia mempersiapkan diri mengantisipasi guncangan volatilitas di pasar keuangan global.  
Iwan J. Azis, Kepala Kantor ADB untuk Integrasi Ekonomi Regional, dalam laporan Asia Bond Monitor, September, mengatakan pasar obligasi mata uang lokal Asia Timur telah berkembang hingga hampir mencapai US$ 6 triliun. Pasar dengan volatilitas tinggi dapat menghalangi investasi jangka panjang dan mengancam perekonomian dengan naiknya biaya yang harus dikeluarkan pemerintah dan perusahaan dalam mengumpulkan dana.







No comments:

Post a Comment